Jumat, 08 Juli 2011

Tips: Benahi CVT untuk Sempurnakan Modifikasi Mesin Skutik


Perhatikan kapasitas mesin
pekanbaru, juli 2011 - Setelah membaca artikel lima cara gampang meningkatkan tenaga motor skutik, Rabu (6/06) laly, dan mempraktekkannya, seorang teman, Welly Irvianto, mengaku masih belum puas. Pasalnya, tenaga memang mengalami lonjakan, namun tarikan atau akselerasi motor masih loyo.
“Apa kira-kira yang harus dibenahi lagi, agar semburan tenaga besar tidak mubazir?” kata dia beberapa waktu lalu.
Mendapatkan pertanyaan tersebut, saya kembali menemui Encep Suhandi, Mekanik Leo Motor, di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. “Waktu itu, (Rabu 6/1) asumsinya, motor yang dimodifikasi adalah motor baru sehingga perangkat transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) tidak perlu ganti. Bila motor sudah umur setahun lebih, CVT juga harus diubah,” kata dia di Jakarta, Selasa (18/1).
Lantas apa yang harus dilakukan terhadap komponen tersebut? Berikut penjelasan Encep:
1. Ganti sliding sheave
Komponen yang bertugas menekan kanvas kopling otomatis di rumah CVT itu gampang aus. Bagian yang cepat aus di komponen ini adalah pin pengunci kanvas kopling atau pin guide.
Pasalnya, pin tersebut berfungsi menahan kanvas kopling pada tingkatan tertentu yang digerakkan oleh sliding sheave. Pada pin terdapat tiga lubang. “Karena beban berat yang harus ditahan itulah menyebabkan pin guide cepat aus. Rata-rata dua hingga dua setengah tahun,” papar Encep.
Akibat kondisi itu lubang pin terluka. Sehingga, proses perpindahan akselerasi motor juga terhambat. Walhasil, tingkat putaran mesin (rpm) juga sulit bertambah. “Karena pin macet, secondary sliding sheave sulit naik. Akibatnya akselerasi terasa berat,” imbuh Encep.
Oleh karena itu sangat disarankan untuk mengganti komponen itu. Ada beberapa pilihan yang tersedia di toko, yaitu standar dan racing.
Tipe standar dilengkapi tiga lubang pin guide dan tipe racing enam lubang pin guide yang bisa dipilih. Semakin banyak lubang pin guide maka makin banyak pilihan kecepatan berkendara.
2. Gunakan per yang lebih keras
Bila mesin skutik telah mengalami ubahan alias bore up, ada baiknya mengganti per CVT dengan jenis per yang lebih keras. Hal itu dimaksudkan agar tekanan terhadap pully semakin kuat.
Saat ini banyak sekali macam dan tampilan per after market dengan berbagai tingkat kekerasan yang tersedia di pasar. Begitu pula dengan mereka yang tersedia, seperti Kitaco, CLD, Kawahara, TDR dan lain-lain.
Tingkat kekerasan per biasanya menggunakan ukuran sesuai dengan putaran mesin (rpm) mulai dari 1.000, 1.500, 2.000, hingga 2.500 rpm.
3. Sesuaikan dengan kapasitas mesin
Namun, satu hal yang patut diingat penggunaan per tersebut sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas mesin motor. Sebagai contoh, skutik untuk sarana transportasi kegiatan sehari-hari dan mesin belum di-bore up sebaiknya menggunakan per dengan tingkat kekerasan 1.000 – 1.500 rpm.
“Karena motor untuk harian biasanya bersifat stop and go, atau berhenti terus tancap gas. Motor jenis ini cukup menggunakan per dengan tingkat kekerasan sebesar itu. Sebab, bila tidak, sabuk (belt) CVT tidak sepenuhnya turun menekan sliding sheave,” terang Encep.
Agar kecepatan motor lebih maksimal, Encep menyarankan agar per diimbangi roller lebih berat. “Sehingga top speed bisa lebih tinggi,” sebut dia.
Namun, bila mesin telah dimodifikasi dan tenaga yang dihasilkan lebih besar, disarankan untuk menggunakan per dengan tingkat kekerasan lebih tinggi, 1.500 – 2.500 rpm.
Pasalnya, dengan tekanan per yang kuat pully sekunder juga tertekan secara maksimal. Walhasil, transfer tenaga mesin ke CVT juga semakin maksimal dan di saat putaran mesin rendah tidak akan slip, dan makin kencang dan aman di saat putaran mesin tinggi.
4. Gunakan kanvas kopling ganda racing
Tenaga yang besar membutuhkan kanvas yang mampu mencegah slip. Saat ini banyak kanvas racing dijual di pasaran. Kanvas ini berfungsi untuk peredam sekaligus menyalurkan tenaga dari mesin ke roda.
Komponen yang biasa disebut clucth carieer assy itu dilengkapi lubang di pelat kopling yang berfungsi untuk meredam atau melepas tenaga. Saat lubang dibiarkan kosong, maka per kopling jadi lebih enteng membuka.
Namun, bila lubang telah ditutup baut, maka lebih cocok bagi mereka yang ingin mendapat putaran mesin menengah hingga tinggi.
“Melihat fungsi itu, untuk mengimbangi mesin yang telah dimodifikasi serta per CVT yang diubah, maka kanvas juga harus diganti dengan karakter yang sama,” pesan Encep.
Semoga bermanfaat….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar